Tulip

Tulip

Jumat, 05 Juli 2013

Duhai senja,

Langit menjingga
Kepak sayap pipit berebutan menuju sarang
Ketika siluet senja yang makin kelam
Deburan ombak bagai simphoni indah
Pengiring kepulangan mentari ke peraduan
Keras, mengganas
Memecah kesunyian dalam lamunan

Duhai senja,
Kini kau rengkuh aku pula dalam peluk eratmu
Seperti yang kau lakukan pada pendahulu-pendahuluku
Setelah kau bebaskan aku menari-nari  kala pagi bersama mimpi

Duhai senja,
Pernah ku goreskan asa
Merenda cita dan cinta untuk berbahagia katanya kala senja
Kala itu kau suguhkan aku siang
Meski panas dan menyengat sungguh terasa terbakar

Duhai senja,
Kusampaikan kini padamu
Sebelum kau menenggelamkanku dalam petang
Tentang pagiku, tentang siangku
Duka lara, tangis derita semua berharga
Layaknya gosokan mutiara yang semakin cemerlangkan

Ada tawa setelah tangis, ada suka setelah derita
Begitukah cerita kala pagi dan siang itu
Yang hanya mampu ku eja tanpa makna
Tentang arti sebuah keikhlasan katanya
Meski tertatih dengan kerikil-kerikil tajam
Kini aku sampai padamu juga
Duhai senja, kupasrahkan raga dan jiwaku kini

Dalam pelukan jinggamu yang semakin hilang petang

lomba cerpen dan puisi HAS XXIII PPDAW
dimuat dalam buku antologi cerpen dan puisi santri ASY_HA_DU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar