Tulip

Tulip

Selasa, 02 September 2014

Derap1

Terkadang kita harus menerima akibat dari kesalahan yang tak pernah kita lakukan. Tak mudah memang melalui masa-masa itu, ketika pepatah "sudah jatuh tertimpa tangga pula" datang menghampiri kita. Tak bisa dipungkiri jika banyak air mata yang tertumpah, dan isakan pengibaan pada Allah di malam-malam yang heningpun dilakukan. Satu persatu seperti rentetan antrian gerbong kereta, masalah demi masalah itu datang. Pernah juga merajuk pada Allah, sebesar itukah dosaku gusti sampai kau coba aku dengan hal-hal seperti ini. Allahu karim
Satu persatu masalah itu pun berlalu, banyak hikmah itu kudapatkan. Dan ternyata Engkau juga menghadirkan surprise spesial, disaat aku benar-benar terjatuh dan terpuruk dalam jurang yang teramat dalam. Engkau mengirimkan malaikat tak bersayap itu, menemani setiap detikku dengan rasa yang sempurna. Meski belum kukenal sempurna siapa dirinya, tapi aku yakin dengan keindahan rencanaMu. Dan juga atas janji-janjiMu bahwa Inna ma'al 'ushri yusro disetiap kesukaran pasti ada kemudahan. Inilah mekanisme kerja Tuhan atas segala hal yang teradi pada Makhluknya. Senyum itu akan semakin manis terkembang, jika telah melewati banjir air mata dengan penuh perjuangan. Mudahkanlah urusan kami Rabb.
Kenyataannya, hidup bukan hanya memenuhi kepentingan pribadi, mencari kesenangan duniawi diri sendiri. Ada tanggung jawab yang rupanya menuntun kita untuk menjadi sosok makhluk sosial. Bagaimana saling berbagi suka dan duka itu dengan orang-orang yang ada di sekitar kita, terlebih keluarga dan sahabat. Orang-orang pilihan Allah yang selalu ada untuk melengkapi hidup kita di dunia. Pada dasarnya kebahagian sejati adalah ketika kita bahagia dan mampu membahagiakan mereka yang ada di sekeliling kita.
Mungkin perasaan lega itu sudah kurasakan, setelah banyak tragedi terlewati di tahun ini. Tetapi inilah kehidupan, Allah tak membiarkan kelegaan itu terlalu lama bersemayam. Suatu pertanyaan di pagi ini yang mengingatkanku bahwa hidup ini harus terus berpacu, belum berhenti disini dengan kelegaan semu. Masih banyak tanggung jawab yang harus dilakukan dalam peranku  sebagai perempuan, anak dan juga bagian masyarakat yang beradat. Sebuah kata, yang teramat sederhana tetapi sarat makna "Pernikahan".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar